Pada hari Selasa, 4 November, Reserve Bank of Australia (RBA) akan menyelesaikan pertemuan kedua terakhirnya tahun ini.
Tidak diragukan lagi bahwa bank sentral akan mengambil pendekatan menunggu dan melihat; ini adalah skenario dasar dan paling diantisipasi. Para trader AUD/USD sudah memperhitungkan skenario ini minggu lalu, ketika data CPI Australia kuartal ketiga yang penting dipublikasikan. Semua komponen laporan tersebut menunjukkan hasil positif, mencerminkan laju inflasi. Selain itu, pernyataan sebelumnya dari kepala Reserve Bank of Australia juga bersifat hawkish—setidaknya dalam konteks kemungkinan hasil pertemuan November. Oleh karena itu, hasil formal dari pertemuan tersebut sudah ditentukan: bank sentral akan mempertahankan semua parameter kebijakan moneter tidak berubah.
Namun, pertemuan bulan November sama sekali bukan pertemuan yang "pasif". Intrik utama terletak pada prospek pemotongan suku bunga lebih lanjut. Misalnya, UOB Group, ANZ, dan Westpac percaya bahwa langkah selanjutnya menuju pelonggaran kebijakan moneter oleh RBA hanya bisa terjadi pada Februari 2026, ketika data inflasi kuartal keempat tahun ini akan dipublikasikan. Mayoritas besar ahli sepakat bahwa RBA akan mengadopsi pendekatan tunggu dan lihat tahun ini. Oleh karena itu, jika RBA bahkan secara teoritis mempertimbangkan pemotongan suku bunga pada bulan Desember, Dolar Australia akan berada di bawah tekanan signifikan, mengingat sentimen hawkish secara keseluruhan di pasar. Meskipun skenario seperti itu tidak mungkin, hal ini tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan mengingat kondisi pasar tenaga kerja Australia saat ini.
Perlu dicatat bahwa menurut data terbaru, tingkat pengangguran secara tak terduga naik menjadi 4,5% pada bulan September, mencatat rekor anti multi-tahun (tingkat tertinggi sejak November 2021). Meskipun ada perkiraan "stagnasi," pengangguran telah meningkat untuk bulan kedua berturut-turut. Jumlah orang yang bekerja naik sebesar 14.000, sementara perkiraan adalah kenaikan sebesar 20.000 (dengan data pekerjaan bulan Agustus direvisi turun menjadi -12.000). Tingkat partisipasi meningkat menjadi 67,0%, sementara itu sebagian besar analis mengharapkan indikator ini berada pada level Agustus sebesar 68,8%. Pekerjaan purna waktu naik sebesar 8.700 setelah penurunan tajam (sebesar 40.000) pada bulan sebelumnya.
Hasil seperti ini telah menggeser ekspektasi pasar menuju sikap yang lebih dovish dari RBA. Mengomentari rilis ini, Gubernur RBA Michelle Bullock menyatakan bahwa kenaikan tajam tingkat pengangguran "mengejutkan," mengakui bahwa pasokan tenaga kerja "tidak tumbuh secepat sebelumnya." Pada saat yang sama, dia mencatat bahwa masih ada beberapa ketegangan di pasar tenaga kerja.
Pertanyaan alami muncul: apakah "Australian Non-farms" akan melunakkan posisi RBA? Menurut pendapat saya, tidak. Ini bukan hanya karena laju inflasi di sisi lain dari skala.
Perlu dicatat bahwa seiring dengan meningkatnya pengangguran, tingkat partisipasi juga meningkat. Sinyal yang tampaknya kontradiktif ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang telah memasuki pasar tenaga kerja, yang berarti ada lebih banyak pencari kerja. Sebaliknya, pemberi kerja telah menciptakan lebih sedikit pekerjaan daripada jumlah kandidat baru.
Situasi ini memungkinkan RBA untuk mempertahankan pendekatan tunggu dan lihat: tidak perlu "memadamkan api" di pasar tenaga kerja, karena tidak ada "api" yang sebenarnya untuk ditangani. Setidaknya, tidak pada saat ini.
Di sisi lain, inflasi menimbulkan kekhawatiran yang nyata. Dalam istilah kuartalan, indeks harga konsumen keseluruhan naik menjadi 1,3%—angka tertinggi sejak awal 2023 (perkiraan adalah 1,1%). Dari tahun ke tahun, CPI keseluruhan meningkat menjadi 3,2%—tingkat tertinggi sejak kuartal kedua tahun lalu. CPI rata-rata (Trimmed Mean CPI), yang berfungsi sebagai indikator paling akurat dari tren harga yang berkelanjutan (karena mengecualikan komponen yang paling volatil), adalah 3,0% pada kuartal ketiga (setelah naik menjadi 2,7%), mencapai batas atas dari rentang target (tingkat tertinggi sejak kuartal keempat 2024).
Mengomentari rilis ini, Wakil Gubernur Sarah Hunter menyebutkan risiko kenaikan inflasi, menyarankan bank sentral akan mempertahankan semua parameter kebijakan moneter tidak berubah bulan ini. Gubernur RBA Michelle Bullock, pada akhirnya, mencatat bahwa suku bunga "mungkin tidak turun sebanyak dengan bank sentral lainnya," menambahkan bahwa bank sentral "dalam posisi yang baik terkait pekerjaan dan inflasi."
Semua ini menunjukkan bahwa RBA kemungkinan besar tidak hanya akan mempertahankan semua parameter kebijakan moneter tidak berubah tetapi juga mengartikulasikan retorika "moderat hawkish". Ini akan dengan jelas menandakan bahwa RBA akan membuat keputusan serupa pada bulan Desember. Skenario seperti itu kemungkinan sudah diperhitungkan, sehingga kenaikan pasangan AUD/USD mungkin bersifat sementara. Lonjakan harga harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk membuka posisi jual, mengingat penguatan Dolar AS secara keseluruhan.
Dari sudut pandang teknikal, pasangan ini berada pada garis tengah indikator Bollinger Bands pada grafik harian dan mingguan dan berada di antara garis Tenkan-sen dan Kijun-sen. Pada grafik D1, pasangan ini berada di bawah awan Kumo, sementara pada grafik W1, berada di atas awan Kumo. Ini menunjukkan ketidakpastian yang sedang berlangsung. Level dukungan terdekat (yang juga merupakan target untuk pergerakan ke selatan) sesuai dengan tanda 0,6500 (batas bawah awan Kumo yang bertepatan dengan garis bawah Bollinger Bands pada kerangka waktu H4).
